I.
PEMBAHASAN
Ragam kalimat dalam tata bahasa baku ini
membahas berbagai macam dan bentuk sebuah kalimat. Secara umum pembagian
kalimat dapat dibedakan atas dua pembagian, yaitu:
1.
Pembagian
kalimat berdasarkan maknanya.
Berdasarkan
maknanya, kalimat dapat dibagi atas:
a.
Kalimat berita
Kalimat berita
adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar. Dalam Keraf menyatakan bahwa kalimat beirta dapat disampaikan dengan
dua cara:
1)
Ucapan langsung
Contoh :
i.
Ia mengatakan,
“Saya tak mau membayar utang itu”.
ii.
“Jangan membuang
sampah sembarangan,” kata satpam yang gagah itu.
2)
Ucapan tidak
langsung
Contoh :
i.
Ayah membawa
oleh-oleh dari Jakarta.
ii.
Saya bertemu
dengan dia di depan kampus.
b.
Kalimat perintah
Kalimat perintah
sering disebut juga dengan kalimat imperative. Kalimat perintah isinya
memberikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu.
Dalam bahasa tulis kalimat perintah bisa menggunakan tanda seru atau tanda
titik, sedangkan dalam bahasa lisan kalimat perintah diakhiri dengan nada agak
tinggi atau naik.
Contoh :
1)
Usirlah anjing
itu!
2)
Coba ambilkan
saya buku itu!
c.
Kalimat Tanya
Kalimat tanya
merupakan kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang kepada
pendengar atau pembaca. Kalimat ini sering juga disebut dengan kalimat interogatif.
Contoh :
1)
Siapa penjual
buah itu?
2)
Sejak kapan dia
pulang?
d.
Kalimat seru
Kalimat seru
juga disebut juga dengan kalimat interjektif. Kalimat interjektif adalah
kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum.
Contoh :
1)
Alangkah
indahnya pemandangan itu.
2)
Bukan main
ramainya acara itu.
e.
Kalimat emfantik
Kalimat emfantik
adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus. Penegasan dalam kalimat ini
dapat dilakukan dengan:
1)
Menambahkan
partikel –lah pada subjek.
2)
Menambahkan kata
yang di belakang subjek.
Contoh :
1)
Penyanyi itulah
yang lemah lembut.
2)
Cuaca hari
inilah yang cerah.
2.
Pembagian
kalimat berdasarkan strukturnya.
Berdasarkan
srukturnya, kalimat dapat dibedakan atas:
a.
Kalimat tunggal
Kalimat tunggal
adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Konstituen setiap unsur kalimat
sepert subjek dan predikat hanya satu dan merupakan satu kesatuan. Alwi dalam
Sukini menyatakan, kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek yang
hanya terdiri atas subjek dan predikat, tetapi juga dapat panjang dengan
hadirnya unsur manasuka, seperti objek, pelengkap, dan keterangan.
1)
Kalimat tunggal
berpredikat nomina.
Dua nomina atau
dua frase nominal yang berdampingan dapat membentuk sebuah kalimat asal syarat
untuk subjek dan predikat terpenuhi.
Contoh :
a)
Orang itu bapak
saya.
b)
Orang itulah
bapak saya.
c)
Orang itu adalah
bapak saya.
2)
Kalimat tunggal
berpredikat ajektiva.
Kalimat tunggal
yang berpredikat ajektiva atau frase ajektival ini dinamakan juga kalimat
statif. Kalimat statif sering memiliki struktur yang sama dengan kalimat
ekuatif, yakni terdiri atas S dan P saja. Predikat dalam kalimat statif sering
diikuti oleh frase lain, yang dinamakan pelengkap.
Contoh :
a)
Ibu saya memasak
sayur.
b)
Toni berani
melawan ayahnya.
3)
Kalimat tunggal
berpredikat verba.
Berdasarkan
penggolongan verba, kalimat tunggal yang berpredikat verba atau frase verbal
dapat digolongkan menjadi empat golongan.
a)
Kalimat
taktransitif
Kalimat
taktransitif adalah kalimat yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap.
Contoh :
i.
Pak RT telah
pergi.
ii.
Nasinya sudah matang.
b)
Kalimat
ekatransitif
Kalimat
ekatransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba ekatransitif. Semua
verba ekatransitif memiliki makna dasar perbuatan. Verba kalimat ini adalah
verba yang berprefiks meN-.
Contoh :
i.
Pemerintah akan
memasok semua kebutuhan lebaran.
ii.
Presiden
merestui pembentukan panitia pelaksana lebaran.
c)
Kalimat
dwitransitif
Kalimat
dwitransitif adalah kalimat yang predikatnya verba dwitransitif. Verba
merupakan verba yang secara semantis mengungkapkan tiga maujud. Dalam bentuk
aktif, maujud itu masing-masing merupakan subjek, objek, dan pelengkap.
Contoh :
i.
Toni sedang
membelikan kakaknya hadiah.
ii.
Pak Guru
memberikan kesempatan kepada tamunya.
d)
Kalimat
semitransitif
Verba
semitransitif adalah verba yang dapat diikuti nomina, tetapi kehadiran nomina
itu tidak wajib. Kalimat semitransitif adalah kalimat yang predikatnya verba
semitransitif.
Contoh :
i.
Di sana kamu
akan sering kehujanan salju.
4)
Kalimat tunggal
yang berpredikat dengan frase lain.
Frase lain yang
dapat menduduki fungsi predikat diantaranya frase preposisional dan frase
numerial.
a)
Frase
preposisional
Contoh :
Datangnya dari Bandung.
b)
Frase numerial
Contoh :
Masuknya pukul Sembilan.
b.
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah susunan
beberapa kalimat yang dalam hubungan kalimat-kalimat yang banyak itu amat rapat
hubungan isinya, sedangkan hubungan yang rapat itu ternyata pula pada cara
menyusun kalimat-kalimat itu, sehingga sekaliannya itu bersama-sama boleh
dianggap menjadi sebuah kalimat baru. Dalam Sukini menyatakan kalimat majemuk
adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.
1) Kalimat
majemuk setara dan bertingkat
Dalam Sukini menyatakan kalimat
majemuk setara adalah kalimat majemuk yang kedudukan klausa-klausa pembentuknya
bersifat sejajar atau setara, sedangkan kalimat majemuk bertingkat adalah
kalimat majemuk yang salah satu klausanya bergantung pada klausa yang lain. Berdasarkan
sifatnya, ada dua jenis hubungan klausa, yaitu hubungan koordinasi dan hubungan
subordinasi. Dengan hubungan koordinasi digabungkan antara klausa yang satu
dengan klausa yang lain yang masing-masing mempunyai kedudukan yang sama dalam
struktur konstituen kalimat dengan menghasilkan satuan yang sama kedudukannya.
Subordinasi menghubungkan dua klausa yang tidak mempunyai kedudukan yang sama
dalam struktur konstituennya. Jika sebuah klausa berfungsi sebagai konstituen
klausa yang lain, hubungan yang terdapat diantara kedua klausa itu disebut
subordinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar