Selasa, 10 Juli 2012

sintaksis: RAGAM KALIMAT DALAM TATA BAHASA BAKU

       I.            PEMBAHASAN
Ragam kalimat dalam tata bahasa baku ini membahas berbagai macam dan bentuk sebuah kalimat. Secara umum pembagian kalimat dapat dibedakan atas dua pembagian, yaitu:
1.      Pembagian kalimat berdasarkan maknanya.
Berdasarkan maknanya, kalimat dapat dibagi atas:
a.       Kalimat berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Dalam Keraf menyatakan bahwa kalimat beirta dapat disampaikan dengan dua cara:
1)      Ucapan langsung
Contoh :
                                                                    i.            Ia mengatakan, “Saya tak mau membayar utang itu”.
                                                                  ii.            “Jangan membuang sampah sembarangan,” kata satpam yang gagah itu.
2)      Ucapan tidak langsung
Contoh :
                                                                    i.            Ayah membawa oleh-oleh dari Jakarta.
                                                                  ii.            Saya bertemu dengan dia di depan kampus.
b.      Kalimat perintah
Kalimat perintah sering disebut juga dengan kalimat imperative. Kalimat perintah isinya memberikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu. Dalam bahasa tulis kalimat perintah bisa menggunakan tanda seru atau tanda titik, sedangkan dalam bahasa lisan kalimat perintah diakhiri dengan nada agak tinggi atau naik.
Contoh :
1)      Usirlah anjing itu!
2)      Coba ambilkan saya buku itu!
c.       Kalimat Tanya
Kalimat tanya merupakan kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang kepada pendengar atau pembaca. Kalimat ini sering juga disebut dengan kalimat interogatif.
Contoh :
1)      Siapa penjual buah itu?
2)      Sejak kapan dia pulang?
d.      Kalimat seru
Kalimat seru juga disebut juga dengan kalimat interjektif. Kalimat interjektif adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum.
Contoh :
1)      Alangkah indahnya pemandangan itu.
2)      Bukan main ramainya acara itu.
e.       Kalimat emfantik
Kalimat emfantik adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus. Penegasan dalam kalimat ini dapat dilakukan dengan:
1)      Menambahkan partikel –lah pada subjek.
2)      Menambahkan kata yang di belakang subjek.
Contoh :
1)      Penyanyi itulah yang lemah lembut.
2)      Cuaca hari inilah yang cerah.
2.      Pembagian kalimat berdasarkan strukturnya.
Berdasarkan srukturnya, kalimat dapat dibedakan atas:
a.       Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Konstituen setiap unsur kalimat sepert subjek dan predikat hanya satu dan merupakan satu kesatuan. Alwi dalam Sukini menyatakan, kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek yang hanya terdiri atas subjek dan predikat, tetapi juga dapat panjang dengan hadirnya unsur manasuka, seperti objek, pelengkap, dan keterangan.
1)      Kalimat tunggal berpredikat nomina.
Dua nomina atau dua frase nominal yang berdampingan dapat membentuk sebuah kalimat asal syarat untuk subjek dan predikat terpenuhi.
Contoh :
a)      Orang itu bapak saya.
b)      Orang itulah bapak saya.
c)      Orang itu adalah bapak saya.
2)      Kalimat tunggal berpredikat ajektiva.
Kalimat tunggal yang berpredikat ajektiva atau frase ajektival ini dinamakan juga kalimat statif. Kalimat statif sering memiliki struktur yang sama dengan kalimat ekuatif, yakni terdiri atas S dan P saja. Predikat dalam kalimat statif sering diikuti oleh frase lain, yang dinamakan pelengkap.
Contoh :
a)      Ibu saya memasak sayur.
b)      Toni berani melawan ayahnya.
3)      Kalimat tunggal berpredikat verba.
Berdasarkan penggolongan verba, kalimat tunggal yang berpredikat verba atau frase verbal dapat digolongkan menjadi empat golongan.
a)      Kalimat taktransitif
Kalimat taktransitif adalah kalimat yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap.
Contoh :
                                                                                i.            Pak RT telah pergi.
                                                                              ii.            Nasinya sudah matang.
b)      Kalimat ekatransitif
Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba ekatransitif. Semua verba ekatransitif memiliki makna dasar perbuatan. Verba kalimat ini adalah verba yang berprefiks meN-.
Contoh :
                                                                                i.            Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran.
                                                                              ii.            Presiden merestui pembentukan panitia pelaksana lebaran.
c)      Kalimat dwitransitif
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang predikatnya verba dwitransitif. Verba merupakan verba yang secara semantis mengungkapkan tiga maujud. Dalam bentuk aktif, maujud itu masing-masing merupakan subjek, objek, dan pelengkap.
Contoh :
                                                                                i.            Toni sedang membelikan kakaknya hadiah.
                                                                              ii.            Pak Guru memberikan kesempatan kepada tamunya.
d)     Kalimat semitransitif
Verba semitransitif adalah verba yang dapat diikuti nomina, tetapi kehadiran nomina itu tidak wajib. Kalimat semitransitif adalah kalimat yang predikatnya verba semitransitif.
Contoh :
                                                                                i.            Di sana kamu akan sering kehujanan salju.
4)      Kalimat tunggal yang berpredikat dengan frase lain.
Frase lain yang dapat menduduki fungsi predikat diantaranya frase preposisional dan frase numerial.
a)      Frase preposisional
Contoh : Datangnya dari Bandung.
b)      Frase numerial
Contoh : Masuknya pukul Sembilan.
b.      Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah susunan beberapa kalimat yang dalam hubungan kalimat-kalimat yang banyak itu amat rapat hubungan isinya, sedangkan hubungan yang rapat itu ternyata pula pada cara menyusun kalimat-kalimat itu, sehingga sekaliannya itu bersama-sama boleh dianggap menjadi sebuah kalimat baru. Dalam Sukini menyatakan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.
1)      Kalimat majemuk setara dan bertingkat
Dalam Sukini menyatakan kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang kedudukan klausa-klausa pembentuknya bersifat sejajar atau setara, sedangkan kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang salah satu klausanya bergantung pada klausa yang lain. Berdasarkan sifatnya, ada dua jenis hubungan klausa, yaitu hubungan koordinasi dan hubungan subordinasi. Dengan hubungan koordinasi digabungkan antara klausa yang satu dengan klausa yang lain yang masing-masing mempunyai kedudukan yang sama dalam struktur konstituen kalimat dengan menghasilkan satuan yang sama kedudukannya. Subordinasi menghubungkan dua klausa yang tidak mempunyai kedudukan yang sama dalam struktur konstituennya. Jika sebuah klausa berfungsi sebagai konstituen klausa yang lain, hubungan yang terdapat diantara kedua klausa itu disebut subordinasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar